Tujuh Negara Akan Pentaskan Kisah Panji di Kota Kediri
Poster Festival Panji di Kediri, 18 November 2018. (Foto: istimewa/Tempo.co)

Tujuh Negara Akan Pentaskan Kisah Panji di Kota Kediri

Kota Kediri akan menjadi tuan rumah pagelaran seni budaya Panji bertaraf internasional. Tujuh negara termasuk Indonesia akan mengirimkan seniman mereka menjadi peserta acara bertajuk Panji Mbulan yang dihelat 18 November mendatang.

Pagelaran seni budaya yang mengangkat cerita Panji dari medio Jawa klasik ini merupakan kali kedua digelar di Kota Kediri. Bertempat di Goa Selomangleng, para seniman akan membangkitkan kembali kisah Panji melalui seni.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah raga Kota Kediri, Nurmuhyar tujuh negara yang akan berpartisipasi itu, adalah Spanyol, Prancis, Jerman, China, Brazil, Mexico dan Indonesia sebagai tuan rumah. Partisipasi seniman ini jauh lebih besar dari pagelaran serupa tahun lalu. “Saat itu hanya dua negara yang ikut ambil bagian yakni Finlandia dan Mexico,” kata Nurmuhyar, di Kediri, Selasa, 13/11.

Nurmuhyar menerangkan pagelaran akan mulai pukul 09.00 WIB. Diperkirakan ribuan orang akan memadati lokasi Goa Selomangleng yang berada di wilayah paling barat Kota Kediri.

Goa ini dipilih menjadi tempat pementasan kesenian Panji karena menyimpan jejak sejarah kisah Dewi Kilisuci. Sejumlah sejarawan menguatkan jejak itu dan menyatakan Goa Selomangleng menjadi tempat pertapaan Dewi Kilisuci.

Banyaknya seniman yang mengetahui cerita Panji ini menguatkan jika kisah leluhur itu telah mendunia. Ini sekaligus menjadi kebanggaan masyarakat Kota Kediri yang menyimpan jejak arkeologi Panji berupa relief. Benda tersebut saat ini tersimpan di Museum Airlangga yang berada di kompleks Goa Selomangleng.

Nurmuhyar menegaskan pementasan ini bukan untuk berebut pengakuan atas Panji. Sebab kisah Panji telah menjadi kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang di seluruh daerah. “Kami tidak pernah mau mengklaim Panji milik siapa. Ini kekayaan budaya yang menjadi aset bangsa,” kata Nurmuhyar.

Namun jika cerita Panji telah lekat dengan masyarakat Kediri, menurut Nurmuhyar, hal itu tak bisa dihindari. Sebab pada jaman dulu wilayah teritorial Kerajaan Kadiri cukup luas dan melingkupi beberapa daerah di sekitarnya.

Untuk merawat kekayaan tersebut, Pemerintah Kota Kediri membangun sebuah tempat bernama Omah Panji. Tempat ini menjadi workshop para seniman, sastrawan, pelukis, videografis, koreografer, dan sineas untuk mempelajari kisah Panji.

Cerita Panji juga telah ditetapkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai ingatan dunia atau Memory of the World (MoW). Dengan penetapan ini, menambah jumlah MoW yang dimiliki Indonesia seperti arsip Dutch East India Company – VOC (2003), Naskah I La Galigo (2011), Naskah Babad Diponegoro (2013), Negara Kertagama (2013), dan Arsip Konferensi Asia Afrika (2015).

HARI TRI WARSONO (Kediri)
Sumber: Tempo.co

Sharing is caring!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*